Skip to main content

Recap 2024

Kayaknya 2024 bisa dibilang jadi tahun 'paling bahagia', entah dari personal development sampai building relationship with others.

Kunobatkan 2024 menjadi tahun penuh perjalanan. Secara harafiah 2024 emang jadi tahun paling banyak jalan-jalannya. I am deeply concerned with my financial condition, tapi niat di tahun itu ingin hidup enak dulu, experience so many things with my own income: something that was a mere dream years years ago.

I visited Cepu, Malang, Yogya, Jakarta, Makassar for my domestic holidays. Technically, ke Yogya buat TOPIK but I managed to have lunch with a friend. Jakarta is always my personal best. I went there to chase my childhood dream: concert! Most of my saving went to 2NE1 Concert. No regret. Best moment of the year. 

Tahun 2024 juga udah buka kesempatan baru buat explore negara lain. Bulan Juni ke Kuala Lumpur untuk konser IU. Lagi-lagi ini no regret, meski beli tiket kategori termurah, di balik itu aku ketemu sama teman-teman baru yang sampai sekarang masih sering kontak-kontakan perihal perkonseran. 

Bulan Oktober, berkesempatan ke Korea fully sponsored. I challenged myself to participate in a Korean speech competition. I just did my best. Thankfully I was awarded with this once in a lifetime experience. I met new friends from around the world, literally. From Asia to America, from Europe to Africa and Australia.

Ikut lomba pidato bukan hal baru bagiku. Waktu SMP dan SMA dulu sering ikut lomba dan puji Tuhan sering menang, so teknik delivering speech tinggal diolah sedikit. PRnya karena ini bahasa Korea dan ada sesi QnA jadi agak ekstra preparationnya. Untungnya semua berjalan smooth dan bener-bener low expectation (gamau kecewa). 

2024 lagi-lagi kasih surprise, salah satunya adalah lingkungan kerja yang sangat suportif baik kerjaan tetap dan freelance. Di kerjaan tetap, I have a very strong bond and chemistry with my team. Karena hampir semua kerjaan dilakukan bersama-sama terlebih pas ngajar (team teaching), aku juga jadi banyak belajar hal-hal baru di dunia pengajaran. Di tahun ini aku dikasih kepercayaan handle full class dengan kolega yang jauh senior. Meski senior-senior ini adalah mantan dosenku juga, mereka tetap keep it professional dan willing to help me. I am so grateful for it. Dari segi personal growth juga, aku dikasih sangat banyak kesempatan untuk meningkatkan skill di luar pekerjaan tetap ini. Atasanku tau aku ada freelance, dan aku harus mengambil itu for financial purpose. Supportnya bener-bener membuatku nggak merasa sendiri in this journey. Fleksibilitas juga diberikan, artinya I just need to do my best here. Waktu aku minta izin buat ikut kegiatan di Korea seminggu (posisi belum dapet cuti), atasanku langsung mengiyakan padahal saat itu akan menjelang UTS. Lagi-lagi, so thankful dan grateful. Nggak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

Pekerjaan freelance yang udah dikerjakan selama lebih 1 tahun ternyata buka new opportunities. Building the relationship with the colleagues sebenarnya bukan salah satu part yang terindahnya, but they are fun. I like to discuss about life with them, apalagi mereka usianya mayan jauh di atasku. 

For me personally, 2024 adalah tahun dimana aku mencoba banyak pengalaman baru baik itu untuk hobi dan karier. Tapi aku tetap merasa 'banyak kurang'-nya di tahun ini. I still need to find better solution to manage my stress. Iya, 2024 emang indah, tapi stressnya juga gak kira-kira. Pressures come and I don't know to handle it. Aku terlalu fokus sama diri sendiri, sampai agak melupakan how to share and terbuka untuk orang lain. Udah mulai gak fokus juga buat pay it forward, so many calculation. 

Salah satu obstacle 2024 juga adalah kurang mindful dan terlalu YOLO. Bener-bener gak ada planning yang matang dan teratur. Terutama di karier. 2024 emang tahun on fire ngajar. Aku all out di bagian ini. Pengabdian masyarakat juga itupun merasa 'terlalu pressured' karena permintaan mitra. Mindset abdimas ini bukan buat helping, INI YANG SALAH. Aku realizednya telat, dan I wish gak keulang di 2025. Penelitian sangat tidak produktif. I have my own plan to overcome this problem for 2025. Minimal 2 tulisan terpublikasi. Masalahnya sekarang I know 'that trauma' nulis ilmiah gara-hara S2 still lingering around me. Salah satu my grand plan di 2025 adalah seek professional help. Still clueless, but progressing.

Oh, tahun 2024 juga bukan tahun yang sehat. Makanan masuk tanpa moderasi. Gak mindful. Stress salah satu pemicunya. Tahun 2025 akhirnya grand plan pertama adalah at least GERAK. Daftar gym adalah solusinya. I need a motivation. Ke gym buat gerak dan berkeringat adalah cara yang paling masuk akal buat permasalahan ini. Alasannya adalah karena sekarang pikiranku bekerja sesuai tempat. Di kos ya tempat istirahat. Kantor buat kerja. Olahraga? Aku pilih gym. Emang ngeluarin extra lagi. Sebenarnya bisa aja di lapangan atau kompleks, tapi I need variation, akhir-akhir ini suka cepet bosen. Pelan-pelan makanan yang masuk juga dipikirkan, ditakar, dan dikurangi perlahan. Karbo dan gula masih makan, tapi sudah jauh lebih sedikit. Semoga konsisten dan ada perubahan di tahun 2025.

2024 had given my so many lessons.

I hope 2025 will surprise me more.

Comments

Popular posts from this blog

Overcame My Biggest Fear

Source:  youthfmay on Twitter Every time I look at this beautiful fan art of the iconic scene from My Liberation Notes , the heavy burden I’ve been carrying painfully for the past two years feels like it’s slowly fading. I wonder—when will my time come? Or… will it ever come? Sometimes, I look at myself in the mirror and see someone hopelessly tired. Just like Mijeong, commuting to work with no reason other than simply showing up and getting through the day, I realize I have something in common with her. Something good will come today. Maybe I should believe that with my whole heart—because Mijeong eventually gets it. And maybe… I will too, someday. My journey of being truthful to myself, and becoming an open book to my friends, family, and colleagues, has never been an easy path. That’s one of the reasons I started this blog five years ago, when I realized I needed a space to pour out all my unspoken feelings. I don’t share much of my stories here, since it takes time and a bit ...

Lolos TPA PAPs UGM Skor 550+ dalam 1,5 Bulan

Jika kamu memutuskan untuk melanjutkan pendidikan tingkat magister dan doktoral di Universitas Gadjah Mada, maka kamu akan bertemu dengan sebuah persyaratan yaitu skor TPA. TPA atau Tes Potensi Akademik adalah sebuah tes yang dilakukan untuk menguji kemampuan seseorang yang biasanya dilihat dari empat sub tes: Verbal, Angka, Logika, Spasial/Gambar. Sepengetahuanku, TPA biasanya hanya akan terdiri dari sub-sub tes di atas. Terutama bagi TPA jenis tes PAPs (Potensi Akademik Pascasarjana). Berhubung TPA yang aku ikuti hanyalah PAPs maka aku akan lebih menjelaskan apa pun yang berhubungan dengannya. Kebetulan aku perlu skor dan sertifikat PAPs untuk memenuhi pendaftaran di gelombang 2 semester gasal 2021/2022. Jadi, aku akan membagikan pengalamanku mengikuti tes PAPs dalam masa-masa pendaftaran semester gasal saja, yap. Apa itu PAPs? PAPs adalah tes potensi akademik yang diperuntukkan bagi calon pendaftar program pascasarjana (magister dan doktoral) UGM dan pertama kali diluncurkan o...

A reminder on Facebook, 2013: peristiwa hidup lain

a reminder on Facebook, 2013: peristiwa hidup lain Bab I. Cerita Kehilangan 1 Suatu waktu di tahun 2013, ketika aku sedang sibuk-sibuknya menjahit di kelas Prakarya, aku tiba-tiba dipanggil oleh salah seorang guru. Ia memintaku ke gerbang depan karena tanteku beserta suaminya datang menjemput. Hal yang sangat aneh dan jarang terjadi, sebab hari-hari aku pulang tidak pernah dijemput melainkan naik angkot. Aku menyudahi jahitan dan bergegas keluar. Aku menemui mereka yang berdiri tidak jauh dari gerbang menuju arah koperasi. Di situ wajah mereka sudah agak sedikit kelabu, perasaanku menjadi tidak enak. Ya benar saja, kalimat pertama yang keluar dari bibirnya adalah, 'Angku (om)-mu meninggal. Kemas tasmu dan kita pulang.' Seolah-olah langit runtuh di hadapanku, aku mencerna segala kata yang diucapkan. Angku? Angku yang mana? Aku memang punya dua Angku dan aku baru bertemu keduanya beberapa hari lalu. Mana mungkin tiba-tiba meninggal seperti itu? Aku lantas bertanya, 'Angku sia...