Jika kamu memutuskan untuk melanjutkan pendidikan tingkat magister dan doktoral di Universitas Gadjah Mada, maka kamu akan bertemu dengan sebuah persyaratan yaitu skor TPA. TPA atau Tes Potensi Akademik adalah sebuah tes yang dilakukan untuk menguji kemampuan seseorang yang biasanya dilihat dari empat sub tes: Verbal, Angka, Logika, Spasial/Gambar.
Sepengetahuanku, TPA biasanya hanya akan terdiri dari sub-sub
tes di atas. Terutama bagi TPA jenis tes PAPs (Potensi Akademik Pascasarjana).
Berhubung TPA yang aku ikuti hanyalah PAPs maka aku akan lebih menjelaskan apa
pun yang berhubungan dengannya. Kebetulan aku perlu skor dan sertifikat PAPs
untuk memenuhi pendaftaran di gelombang 2 semester gasal 2021/2022. Jadi, aku
akan membagikan pengalamanku mengikuti tes PAPs dalam masa-masa pendaftaran
semester gasal saja, yap.
Apa itu PAPs?
PAPs adalah tes potensi akademik yang diperuntukkan bagi
calon pendaftar program pascasarjana (magister dan doktoral) UGM dan pertama
kali diluncurkan oleh Fakultas Psikologi UGM tahun 2010. Tujuan PAPs adalah
untuk menguji kemampuan akademis seorang calon mahasiswa mengenai keberhasilan
belajarnya apabila diterima di jenjang S2/S3.
Mengapa PAPs?
Sebenarnya untuk mendaftarkan diri di jenjang pascasarjana
UGM boleh memilih beberapa jalur TPA, yaitu Bappenas, PAPs, dan TPDA PLTI.
Alasan pribadi aku sendiri memilih PAPs ialah jumlah soalnya yang tidak
sebanyak Bappenas. Untuk PAPs sendiri hanya berjumlah 120 soal dan waktu pengerjaan 100 menit. Sedangkan Bappenas terdiri
atas 250 soal dan waktu pengerjaan 3
jam. Kalau PLTI aku nggak tau jumlahnya berapa, ya, karena nggak pernah
riset. Melihat dari jumlah soal dan waktu pengerjaan, aku langsung memantapkan
hati untuk ikut PAPs saja. Soalnya nggak kebayang gimana bisa aku ngerjain 250
soal TPA itu sendirian dalam waktu persiapan kurang dari 2 bulan? Jadi mending
PAPs tapi persiapannya matang dan teratur.
(Aku juga akan nulis pengalaman lengkap aku saat mendaftar di Magister Ilmu Komunikasi UGM di postingan lainnya.)
Sertifikat PAPs juga berlaku selama 2 tahun. Meski memang aku
akui, PAPs ini minusnya ya hanya bisa dipakai untuk lingkup UGM terutama daftar
pascasarjana. Sedangkan Bappenas setahuku bisa digunakan di beberapa tempat,
misalnya kamu belum yakin di UGM, skor Bappenas kamu bisa dipakai mendaftar di
kampus lainnya.
Bagaimana
proses pendaftaran tes PAPs?
Biasanya menjelang dibukanya gelombang 1 semester gasal,
informasi pendaftaran udah bisa diakses melalui laman UPAP Psikologi UGM.
Sebenarnya nggak pas mau pendaftaran aja, sih. Tes PAPs ini dibuka sepanjang
tahun jadi rajin-rajin aja cek jadwal di link tersebut. Di sana pun lengkap
semua cara mendaftar mulai dari pembayaran hingga pengisian biodata di laman
lain yang sudah disiapkan. Karena peminat pascasarjana cenderung lebih banyak
di semester gasal, PAPs juga akan lebih sering dilaksanakan (bisa sampai 2
sesi: pagi dan siang) yang biasanya dimulai pada bulan Maret hingga gelombang 2
ditutup yaitu di bulan Juli.
Cek jadwal PAPs secara berkala di Jadwal PAPs |
Untuk mendaftarkan diri sebagai peserta PAPs, kamu wajib
membayar sebesar Rp200,000 melalui bank yang telah ditunjuk oleh pihak UGM. Aku
kemarin bayarnya lewat teller BNI
dengan menyebutkan kode host to host.
Lengkapnya bisa dilihat di gambar berikut:
Sumber: Prosedur Pembayaran Biaya Tes PAPs |
Selama pandemik, tes PAPs seutuhnya akan dilaksanakan secara
daring. Yang artinya, kamu nggak perlu ke UGM atau ke Yogyakarta untuk
mengikuti tes. Tes daring juga lebih banyak untungnya, sih, menurutku. Kamu
nggak usah keluar biaya ke Yogyakarta (kalau kamu bukan warga sana). Aku
kebetulan domisili di Surabaya jadi praktis banget lewat daring.
Bagaimana prosedur PAPs daring?
Prosedur PAPs daring untungnya nggak seribet yang kupikirkan.
Setelah berhasil daftar dan memastikan sudah dapat kuota serta memilih jam tes,
kamu akan dikirimkan sebuah booklet informasi
tentang prosedur PAPs daring dan tautan lainnya yang perlu diisi melalui e-mail.
Jadi rajin-rajin cek kotak masuk e-mail kamu, ya!
Nah, salah satu kewajiban utama untuk mengikuti tes ini ialah
kamu harus menyediakan laptop dengan spesifikasi WAJIB OS Windows dan minimal Windows
8. Kalau kamu punya MacBook, kamu harus mencari pinjaman laptop OS Windows
karena tes ini akan dilakukan melalui sebuah aplikasi yang di-install-kan ke laptop masing-masing.
Aplikasi ini berupa sistem untuk mengerjakan soal yang terintegrasi dengan
Zoom.
Jadi sambil kamu mengerjakan soal kamu akan diawasi oleh
seorang pengawas di tiap ruang dan wajib hukumnya menyalakan kamera dan
mikrofon. Selain itu, pastikan kamu memiliki jaringan data/Wi-Fi yang kuat dan
punya cukup kuota. Selama tes kemarin aku kurang lebih menghabiskan 3 GB kuota.
Lalu, peserta diminta mengenakan kemeja/blus putih dan tidak diperkenankan
memakai topi. Bagi yang berhijab, diminta untuk mengenakan hijab warna cerah.
Pokoknya, selama pelaksanaan tes ikuti saja instruksi dan peraturan yang telah
ditentukan. Kalau kamu punya pertanyaan, langsung saja e-mail ke tim panitia
PAPs melalui alamat e-mail yang sudah diinformasikan. Nggak usah malu bertanya
kalau memang ada kendala, daripada nanti pas tes kamu mengalami kesulitan dan
gagal menyelesaikan tes. Sayang banget, kan?
Apa saja
yang diteskan dalam PAPs?
Sub tes PAPs terbagi menjadi tiga: Verbal, Kuantitatif, Penalaran. Pembagian waktu bisa dilihat di
bawah ini:
Sumber: Jumlah Soal dan Waktu PAPs |
Setiap sub tes akan dilindungi oleh semacam kata sandi yang
hanya bisa didapatkan melalui pengawas. Setelah mendapatkan kata sandi, kamu
bisa mulai mengerjakan sub tes verbal terlebih dahulu. Selalu perhatikan waktu
karena jika telah melebihi batas waktu maka sub tes akan otomatis tertutup dan
kamu gak bisa membukanya lagi.
Begitu juga dengan sub tes kuantitatif dan penalaran. Kedua sub tes ini juga memiliki kata sandi dan waktunya masing-masing. Kamu diperbolehkan menggunakan kertas kosong dan alat tulis sebagai kertas buram/cakaran. Dan apabila kamu juga sudah selesai di satu sub tes lebih cepat dari waktu yang diberikan, kamu bisa meminta kata sandi lebih dahulu ke pengawas. Jangan sekali-kali keluar dari Zoom dan logout dari sistem tes bila tanpa seizin pengawas, ya! Kalau sudah selesai, informasikan kepada pengawas nanti mereka akan mengecek dan menyuruhmu untuk merobek kertas buram/cakaran yang digunakan, lalu keluar dari sistem dan Zoom.
Kapan hasil
PAPs keluar? Penilaiannya seperti apa?
Kurang lebih 2 minggu sejak tes dilakukan. Tapi kemarin aku
tes tanggal 6 Mei sesi 1, dan hasilnya keluar tanggal 9 Mei. Panitia juga akan
menginformasikan lewat e-mail mengenai instruksi untuk mengunduh sertifikat. Aku
rasa karena saat itu memang lagi banyak yang membutuhkan untuk pendaftaran
pascasarjana gelombang 1 yang tutup 17 Mei maka hasilnya pun lebih cepat
keluar.
Untuk penilaiannya sendiri, kalau gak salah sempurna itu
skornya 800. Bobot skor tiap soal sama harusnya. Pihak UGM gak pernah
mempublikasikan penilaian PAPs tapi kira-kira kalau kamu bisa menjawab 80% soal
aku rasa akan aman aja. Yang penting doa dan latihan maka semuanya akan
berjalan lancar.
(Informasi lainnya yang
nggak sempat kujelaskan di sini langsung saja dilihat ke laman https://upap.psikologi.ugm.ac.id/paps/)
Untuk skorku sendiri ada di angka 592. Bagi pendaftar S2 Ilmu
Komunikasi, batas minimal skor PAPs adalah 500 dan Puji Tuhan aku udah berhasil
memenuhi itu. Nah, bagi first-taker PAPs
seperti aku, mendapatkan skor di atas batas minimal menghasilkan rasa syukur
tersendiri. Oleh karena itu, aku akan membahas tips belajar untuk tes PAPs dan raih skor 550+ dalam 1,5 bulan.
Contoh sertifikat PAPs (milik pribadi)
1. Buat
Rencana Belajar
Karena aku hanya punya waktu 1,5 bulan persiapan ditambah aku
juga harus mempersiapkan diri mengikuti TOEFL ITP dan psikotes, maka aku perlu
strategi atau rencana pembelajaran yang ideal. Mungkin 1,5 bulan adalah waktu
yang lama atau bisa juga waktu yang singkat. Tergantung masing-masing
individunya aja. Bagiku 1,5 bulan adalah durasi yang pendek apalagi ini
percobaan TPA pertama jadi aku harus punya strategi agar bisa dapat skor
minimal persyaratan.
Berhubung kelemahan utamaku ada di angka, maka aku putuskan
untuk mempelajari lebih banyak soal-soal kuantitatif. Porsinya lebih banyak
dibandingkan sub tes verbal dan penalaran. Seperti yang aku pernah jelaskan
sekilas di postingan ini, aku susun
rencana belajar dari Senin hingga Sabtu dengan durasi 2 jam. Dalam 2 jam itu
aku akan membagi porsi waktu bagi ketiga sub tes dengan pembagian 1 jam
kuantitatif, 30 menit verbal, 30 menit penalaran. Itu kulakukan tiap sore hari
antara jam 3 sore-8 malam. Intinya batas maksimal aku belajar 2 jam atau bisa
lebih, misalkan aku pernah sampai 3,5 jam karena belajar bareng pacar untuk
menjelaskan beberapa materi kuantitatif yang gak kupahami.
Oh ya, supaya kamu nggak lupa sama jadwal (mungkin kamu nggak
sedang santai atau sambil bekerja), gunakan fitur reminding di kalendar hape masing-masing aja. Pilih waktu yang
paling fleksibel bagi kalian untuk belajar. Karena aku pun pernah sekali lupa
belajar karena harus mengerjakan sesuatu dan kalendar hape membantu banget.
Setelah membuat rencana belajar, konsisten untuk melakukan
sesuai jadwal. Manusiawi memang kalau tiba-tiba merasa capek atau bosan. Nggak
apa-apa. Istirahat aja, ambil satu hari libur untuk refreshing. Aku juga begitu, kok. Aku nggak mau memaksakan diri
belajar sampai lupa tidur, makan, atau minum. Apalagi belajar dalam tekanan mental
yang nggak baik. Jangan merasa bersalah kalau sekali dua kali ambil waktu
libur. Asal jangan bablas dan malah nggak belajar terus-terusan!
2. Buku Latihan
Aku mulai belajar dengan bantuan buku latihan soal TPA yang
kubeli di Gramedia. Ada banyak banget versi buku latihan TPA sampai aku sendiri
juga bingung mau beli yang mana, tapi berhubung pacarku punya buku latihan
psikotes yang soalnya ada beberapa kemiripan, aku putusan untuk beli buku yang
harganya paling murah tapi isinya kompleks.
Buku TPA yang aku pakai, harga 60an (aku lupa persisnya, beli di Gramedia) |
Apakah harus membeli buku untuk belajar? Bagi aku pribadi, aku lebih suka belajar dengan media buku dibandingkan
latihan soal PDF yang banyak tersebar di internet. Tapi kalau kamu merasa
nggak perlu membeli buku, nggak apa-apa juga. Boleh pakai soal-soal latihan
yang ada di Google. Beberapa hari menjelang hari tes aku juga pernah sekali
mengambil soal dari internet dan mengerjakannnya. Bentuk soalnya mirip-mirip
seperti yang di buku dan tingkat kesulitannya cukup sulit. Maaf aku gak bisa rekomendasikan soal-soal dalam bentuk PDF karena aku udah hapus filenya.
3. Posisikan
Diri dalam Simulasi
Mungkin di awal-awal belajar kamu masih kesulitan untuk
beradaptasi dengan jenis soal yang beragam. Tak apa, itu bukan masalah besar.
Kamu boleh menggunakan minggu-minggu awal belajar untuk beradaptasi terlebih
dahulu dan menyelesaikan soal tanpa batas waktu. Setelah kamu merasa bahwa kamu
siap untuk mengerjakan soal dalam tekanan hitungan waktu, maka sebaiknya lakukanlah.
Posisikan dirimu dalam simulasi PAPs sesungguhnya. Ingat, tiap sub tes punya
batas waktu pengerjaan. Jangan terlena dan malah fokus pada beberapa soal saja.
Ada 120 soal PAPs yang memiliki bobot skor sama. Nggak perlu
menghabiskan banyak waktu untuk menyelesaikan satu soal yang sulit. Beralilah
ke soal lain segera. Selesaikan soal-soal yang kamu anggap lebih mudah. Biasakan
juga untuk menyelesaikan 1 soal dalam rentang waktu 30 detik – 1 menit. Dengan
sendirinya kamu akan terbiasa dan akan lebih waspada dengan waktu pengerjaan.
Lakukan simulasi ini setidaknya seminggu tiga sampai empat kali. Sepengalamanku,
melakukan simulasi seperti ini sangat membantu banyak saat hari tes sebenarnya
tiba. Kamu akan jauh lebih peka dengan waktu dan mampu menilai soal-soal yang
susah dan mudah. Tapi jangan sampai juga kamu berasa diburu waktu, ya. Tetap
tenang saat mengerjakan soal-soal dan kembali ke soal yang dilewati saat waktu
masih tersisa. Kuncinya, fokus!
Dari trik-trik yang aku baca, aku buat sendiri, dan sudah diterapkan
ke diri sendiri selama proses persiapan PAPs, aku merasa paling utama yang
perlu dilakukan adalah berdoa sesering
mungkin dan banyak-banyaklah berlatih soal baik dari buku/PDF. Pada awalnya
mungkin kamu akan kesulitan kalau belum terbiasa dengan soal-soal TPA, tapi
niscaya kalau kamu terus berusaha dalam doa, aku yakin skor TPA kamu bisa
memenuhi target minimal persyaratan atau bahkan lebih. Aku pun demikian, dengan
belajar santai dan diiringi doa (aku sempat doa Novena Tiga Salam Maria juga. I’ll share the story in different post) aku
berhasil mencapai target, bahkan jauh lebih tinggi dari yang aku targetkan.
Semangat dalam menempuh persiapan dan tes PAPs, Tuhan
memberkati~
Jika ada pertanyaan, silakan
ajukan melalui kolom komentar atau e-mail pribadi ke shiella.liwang@gmail.com
Thank you xx
sangat informatif Kaak
ReplyDeleteTrimakasiii