Kontemplasi. Kata yang sering aku temui di sosial media beberapa waktu yang lalu. Biasanya berisi semacam ‘renungan’ mengenai hari yang telah dilewati, atau urusan yang telah sukses, atau bahkan tentang permasalahan-permasalahan individu yang makin suram tiap harinya. Terkadang ketika aku membaca tulisan kontemplasi orang-orang tersebut, aku ikut hanyut pada isinya meski berbeda dari satu dan lainnya, dengan menyesuaikan substansi kontemplasi yang dirancang. Pada akhirnya aku menemukan kesimpulan kalau setiap orang pasti punya ceritanya yang ingin disebarkan, ingin orang lain dengarkan, atau hanya sekadar memulihkan perasaan yang terasa bolong. Di waktu aku memutuskan akan menulis draft tulisan ini, aku tidak langsung tertuju pada pilihan kata ‘kontemplasi’ melainkan ‘refleksi’. Kata ini sangat dekat denganku, apalagi membicarakan perkara ‘renungan’. Hubunganku dengan refleksi ini seringnya makin erat menjelang hari-hari akhir rekoleksi atau ret-ret. Biasanya peserta rekole...
personal, (mungkin) tidak pas bagi semua tapi hope you find something helpful here!